Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Tito Karnavian membenarkan analisa tersebut. "Ya dia memang mau menarget polisi," ujar Tito saat ditemui di acara open house yang digelar Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di Balai Sudirman, Jakarta, Rabu (6/7).
Calon kapolri ini membeberkan analisanya terkait anggota polisi yang dijadikan sasaran pelaku teror. Polisi dianggap sebagai musuh oleh pelaku teror. Apalagi selama ini cukup banyak nyawa terduga teroris berakhir di tangan polisi.
"Karena kepolisian itu dianggap sebagai kafir harbi. Kafir harbi itu kafir yang memerangi mereka. Jadi siapa yang memerangi mereka itu menjadi prioritas," jelas Tito.
Mantan Kepala Densus 88 ini kembali menjelaskan sosok Nur Rohman, bomber di Mapolresta Solo. Nur Rohman masuk dalam target buronan polisi terkait sejumlah aktivitas yang berpotensi melahirkan teror.
Dia termasuk jaringan yang dikendalikan koordinator ISIS Indonesia di Suriah yakni Bahrun Naim. Jaringan Bahrun Naim sudah ditangkap di sejumlah tempat di Bekasi, kecuali Nur Rohman. "Memang yang tinggal sisa ya dia ini, Nur Rohman," katanya.
Nur Rohman dan kawan-kawannya terlibat dalam rencana aksi teror yang direncanakan dilakukan Desember 2015. Polisi mengendus rencana itu dan menangkap delapan orang terduga teroris.
"Sebetulnya sudah kita cari dia, tim sudah bergerak, dia bergerak ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Selama ini kita hunting dan kemudian ya begitulah risikonya ya. Mereka juga menghidari pengejaran kita, kemudian tahu-tahu sudah melakukan peledakan," jelasnya.
Dulunya, Nur Rohman masuk kelompok Laskar Sisba yang pernah ikut kelompok JAKDN ya. Setelah itu Nur Rohman bergabung dengan kelompok Hidayatullah di Bekasi.
"Desember dia mau melakukan serangan, tapi berhasil kita gagalkan. Ada 8 orang yang tertangkap ada material bom dan lain-lain, yang lolos cuma satu ini, Nur Rohman. Dia lari ke Jawa Tengah, Jawa Timur kita kejar-kejar ya sampai ke Jawa Barat tiba-tiba muncul yang kemarin," paparnya.
Dia sekaligus menegaskan, sosok Nur Rohman tidak ada kaitannya dengan peristiwa teror bom Thamrin.
"Dia bukan Bom Thamrinnya, tapi peristiwa Desember, Desember itu mereka mau ngebom di natal dan tahun baru. Tapi kita berhasil patahkan, gagalkan dulu, ada barang buktinya."
Thanks informasinya mas wawasan saya bertambah jadinya :D
ReplyDeletehaduhh:3 jdi takut :3 padahal cita" pengen jdi polisi :3
ReplyDelete:o Jadi itu alasan teroris incer polisi indonesia,thanx infonya
ReplyDeleteInfonya bermanfaat
ReplyDeleteNgeri juga ya resiko jadi penegak keadilan, ada aja yg gak suka dan ngelakuin teror.
ReplyDelete